Postingan

SALAH UNTUK BENAR

  Sejenak terbesit berhenti untuk semua ini Sejenak terpikir untuk menjadi lebih baik Yaa begitulah pikiran kita sebagai manusia Kadang terbuka untuk kebaikan juga kemunduran   Namun ini tentang apa yang harus di lakukan Tuhan tidak pernah meminta hambanya untuk tidak menagis Tapi ingat dalam air mata yang jatuh harus ada senyuman yang tiba Dengan itu sebisa mungkin raga dan hati ini harus tetap bisa tersenyum   Didalam dunia yang singkat dan penuh dosa serta harapan Aku yakin diriku ini sangat banyak dosa nyaa Dan aku yakin diriku hanya penuh harapan untuk hidup bukan akhirat Maaf dan itu yang bisa terucap dalam hati tapi tidak dengan amalan

DIRI MENGEVALUASI DIRI

 Penyesalan ketika sesuatu telah hilang Tak akan terulang untuk kedua kalinya Ini tentang diri kita sendiri Bukan prang lain tapi nafas ini Lalu mau apa di kemudian waktu Kamu hanya berfokus pada dunia lurus Tanpa disadari telah banyak persimpangan Yang kamu lewati tanpa mncobanya Ini soal waktu lalu dan sekarang Masa depan untuk kita sudah ada Lalu kenapa kamu hanya meratapi Tindakan yang mana yang kamu lakukan Tanjakan mana yang kamu lalui Deras arus sungai mana yang kamu sebrangi Lalu dari mana kata mustahil itu ada Ketika kamu sendiri tak melakukan apapun Sekarang melangkahlah untuk waktu itu  Belum terlambat jika kamu bertindak Jangan waktu itu tiba untukmu disaat Kata penyesalan datang menghampiri Diri sendiri mengevaluasi raga ini

HILANG TAWA

 Redup telah hadir lekuk pipi Tak bertahan seiring perjalanan Menanti tawa yang tak juga ada Saakan membeku dipenghujung bibir Perataan alur yang tak sejalan Menjemput cahaya di awal hari Terhenti tanpa tawa di raga Senyuman yang masih tak terlihaht Aku di dalam raut simphony  Hanya sendiri didalam hati kosong Menuntun jalannya kehidupan  Sampai tak mengerti lampu yang menyala Belum selesai aku dengan kisah dimasa lampau  Tak hadir dalam banyaknya ingatan Hadir dalam mimpi yang tak bersembunyi Tanpa orasi yang tak didengar aku hadir Untuk detik ini aku mencari  Menginginkan apa yang telah hilang kembali  Panjatan doa yang terucap bibir  Aku dan semua menanti ituu.

TEGAR

 Teruntuk raga dan teruntuk jiwa Yang saat ini sedang berusaha untuk bahagianya Kapan dan pasti kita menemukannya Dengan luka sedemikian banyak aku tetap berusaha Kurang dari sebagian waktu yang disia siakan  Seharusnya kita memanfaatkannya bukan? Tapi ya bagaimana aku lupa bahwa waktu tak akan terulang Untuk waktu yang tersisa aku mau pikiran dan hatiku bekerja sama Bukan hanya hari ini atau esok saja tapi hingga fajar menghilang Ketentuan yang sedang didiperkuat oleh senyuman Aku menoleh kebelakang sejanak dan janji tak akan menghilang Setiap waktu beban pikiran juga semakin berat Namun dari itu jiwa kita tentu semakin kuat juga Jadi jangan menyerah untuk diri ini  Saat ini raga yang kubawa belum lagi tau apa cobaannya Namun sedemikian dengan pikiran jiwa seeadanya  Raga ini tidak akan luka begitu dalamnya

VAMOS

 Teruntuk nyawa yang masi tersadar Bisakah kau menahan untuk sedikit keraguan ini Yaa ini tentang hati yang masi rancu  Untuk menyelsaikan hari ini dan kedepannya Abstrak yang terbuat dengan melibatkan hati Ketiadaan menjadi secawan kebingungan Yang tak lagi menjadi senyuman untuk tangisan Dan logika yang tidak dimengerti oleh diri sendiri Tanda tanya tiap detik menjadi keterlibatan Tiada kata motivasi selain jiwa yang memiliki semangat Untuk hidup dan bernyawa tanpa keraguan Sebagai lelucon dihari depan dan ulangan sejarah Pikiran yang konyol sebagai hal gila  Mungkin atau terfikir yaa itu menyerah Tapi mengaapa menyarah jika belum tau apa dasarnya Lakukan untk senyuman di kemudian dan tidak ada tangisan

UNGKAPAN

 Terkadang waktu dipenghujung hari Dengan hembusan nafas belum terhenti Balasan antara Cinta dan luka  Menyelaraskan hati dan pikiran bagai goncangan Aku menunggumu untuk hati ini Hatimu tak terjangkau oleh Parasku  tidak demikian nadi dengan denyutan untukmu  Selalu mengalir untuku berjuang untukmu Terlantar kata bebas dari mulutku Tak dimengerti pikiran akan kebebasan itu Dimengerti hati untuk menyampaikan  Sejatinya bebas Sadar batasan Cinta Sejati bukan tentang Siapa dia  Tetapi Cinta Sejati itu Siapa yang paling menenangkan  Hatiku ini luas dan tak bisa terucap bibir  Pikiranku ini kecil hingga terucap oleh bibir Penantian untukmu diringi doa dariku Kelak bukan aku pemilikmu Akan kuizinkan Doaku digunakan Pemilikmu  Untuk terimakasih untuk menyadarkanku

SENYUMAN UNTUK TANGISAN

 Berawalan hingga tak akhir  Sumpah terucap diawal ini  Ingkar tercipta diakhir Semua  Rasa Sesal pun sulit untuk ada Ucapan yang terlalu manis untuk manusia  terlalu kotor untuk Sang Pencipta Bahkan munafik masih selalu ada  dipenghujung nadi tak terlupa Jangankan untuk nada tercipta Sebutir pasir putih tak ketara Genangan air masih ada dengan keruhnya  kata suskes terlontar dari Sang raja Suara compur tawa diatas semua Air mata terjatuh diatas lidah.  Suara terhenti didaun telinga hanya mata yang buta tak terarah Tersirat kata bahagia diatas Cinta  lalat pun tahu mawar hanya untuk kupu  Kesadaran yang terus bertolak belakang  Rasa termenung untuk raga Seorang Sekarang atau nanti untuk waktu  Seiring putaran mentari akan terhenti  Pikirkanlah untuk raga Cinta dihati  Agar Bahtera ini tak rapuh oleh kaptennya Sendiri